Kotor, bau, tidak berguna, bisa jadi kata-kata tersebut yang terlintas dalam pikiran ketika mendengar kata sampah. Hal tersebut tidak dapat disalahkan, apabila ada yang berpendapat seperti itu.
Adapun menurut KBBI daring, sampah memiliki arti sebagai barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertas. Sedangkan, menurut Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah merupakan sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik bersifat terurai atau tidak dapat terurai.
Tidak untuk SDIT Miftahul Ulum dalam melihat sampah, bagi kami, sampah merupakan anugrah, karena tidak ada yang sia-sia dalam penciptaan Sang Ilahi, oleh karena itu, kami mengajarkan 3R, reduce, reuse dan recyle kepada peserta didik untuk mengelola sampah dalam segala aktivitas sehari-hari.
Pertama Reduce. Reduce berarti ‘mengurangi sampah’. Kami mengajarkan kepada anak didik kami untuk mengurangi penggunaan produk yang nantinya akan menjadi sampah. Terutama produk yang membutuhkan waktu sangat lama untuk bisa terurai secara alami di alam, misalnya produk berbahan plastik. Sebagai penerapan langkah tersebut, siswa diberikan satu set alat makan yang terdiri dari gelas, mangkuk, sendok dan garpu. Satu set alat makan tersebut digunakan oleh siswa sebagai wadah membeli makanan dan minuman di kantin. Dengan memakai perlengkapan makan sendiri, dapat mengurangi pemakaian sampah botol dan alat makan sekali pakai. Contoh lainnya, kami meminta siswa untuk membawa botol minum atau thumbler sendiri saat di sekolah. Kami berharap pembiasaan praktik baik tersebut dapat berlanjut hingga dewasa dan dapat berperan dalam mengurangi sampah botol dan alat makan sekali pakai.
Kedua Reuse berarti ‘menggunakan kembali’. Langkah ini, kami mengajak anak didik untuk menggunakan kembali produk yang sudah dipakai. Dengan begitu, tidak banyak sampah ditimbulkan akibat produk-produk sekali pakai. Misalnya, kita menggunakan kembali bekas botol kemasan air minum sebagai pot tanaman. Atau kita gunakan bekas kaleng biskuit untuk menyimpan uang koin atau pernak-pernik lainnya. Kita juga mengisi ulang botol bekas sabun mandi dengan membeli kemasan isi ulang. Selain itu, kami mengajarkan para peserta didik untuk membuat ecobricks.
Ketiga Recycle berarti ‘mendaur ulang’. Langkah ini bisa disebut sebagai langkah memberikan kesempatan kedua untuk berbagai produk bekas agar bisa menjadi produk baru. Dengan demikian, produk baru dari hasil daur ulang tersebut bisa dimanfaatkan kembali dan enggak hanya menjadi tumpukan sampah yang mencemari lingkungan. Produk yang didaur ulang biasanya adalah limbah dengan bahan yang enggak bisa langsung digunakan lagi. Contohnya adalah mendaur ulang plastik bekas kemasan makanan atau minuman. Bahkan dari kegiatan mendaur ulang, barang yang awalnya tidak ada nilainya lagi menjadi barang yang memiliki nilai yang tinggi, karena dibalik mendaur ulang ada sebuah ide kreatif.
Maka 3R, reduce, reuse dan recyle menjadi salah satu pilihan dan gaya hidup dalam mengelola sampah, bila tidak dikelola dengan baik, sampah bisa menumpuk bahkan mencemari lingkungan yang dapat membahayakan.(Hes50)